Sabtu, 18 April 2009

Bab 3 Aksara Sunda

BAB III

KONSEP DAN VISUALISASI

3.1 Konsep Perancangan

Landasan dari penciptaan perancangan media edukasi pengenalan aksara Sunda untuk anak kelas tiga usia sekolah dasar adalah belum adanya suatu kesatuan media, dimana media-media tersebut bisa mengirformasikan penggunaan aksara Sunda bagi anak – anak usia 8-10 tahun, sehingga masyarakat Bandung khususnya bisa mengetahui kembali aksara Sunda sebagai aksara warisan leluhurnya yang harus dipelihara dan menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Sunda karena tidak semua suku bangsa sempat membuat aksara (Undang Darsa:2009)

Media ini juga diharapkan bisa memotivasi anak-anak dan masyarakat khususnya warga Kota Bandung agar bisa ikut serta dalam pelestarian dan pengembangan aksara Sunda di tengah-tengah perkembangan zaman yang sering disebut” Globalisasi”. Sehingga dengan demikian kasus kematian Identitas suatu bangsa diharapkan tidak terjadi di Indonesia Khususnya pada masyarakat Sunda malah sebaliknya memunculkan kebanggan bagimasyarakat Sunda. Tema media edukasi pengenalan aksara Sunda pada anak kelas tiga usia sekolah dasar “Bermain Aksara Sunda“, maksudnya media ini lebih bersifat ‘memotifasi’ sehingga diharapkan anak-anak sebagai penguna dari media edukasi ini merasa tertantang dan nyaman dalam penerapannya.

3.1.1 Target Audience

Medukasi pengenalan Aksara Sunda untuk anak kelas tiga usia sekolah dasar ditujukan pada masyarakat di kota Bandung. Karena Bandung memiliki peran besar dalam penyebaran gaya hidup untuk masyarakat Jawa Barat khususnya.Jika kita lihat Jumlah penduduk Jawa Barat sekitar 30 juta jiwa, jika dibandingkan dengan Belanda yang berpopulasi sekitar 15 juta jiwa, artinya 13,6% dari populasi Indonésia Sesungguhnya merupakan modal besar bagi kota Bandung untuk memberdayakan kembali potensi budaya yang selama ini terlupakan (Pokoknya Sunda,hal. 36).

· Demografis

a. Usia : 8 – 10 tahun (anak-anak)

b. Pendidikan : Siswa kelas 3-4 Sekolah Dasar

c. Kelas Sosial : Kelas menengah sampai kelas atas

· Geografis

Media ini pada khususnya ditujukan untuk target audience yang berada di kota Bandung.

· Psikografis (Gaya Hidup)

Media edukasi ini ditujukan untuk target audience yang memiliki gaya hidup dan ketertarikan terhadap pendidikan, dan memiliki kesadaran akan pentingnya kelestarian kebudayaan yang terjadi di kota Bandung pada khususnya.

Selera : bermain, membaca, belajar.

Kebiasaan : Selalu up to date

Sikap : Terkadang individual atau kelompok

3.1.2 Strategi Pendekatan

Target audience yang akan dituju telah diketahui, maka diperlukan pendekatan-pendekatan yang bisa mendukung agar pesan yang disampaikan dalam media edukasi ini bisa efektif dan efisien untuk diterima target audience.

Pendekatan Psikologis :

Pendekatan psikologis yang digunakan untuk menarik perhatian dan menggugah emosi target audience, sehingga target audience bisa lebih antusias, dalam hal ini apresiasi terhadap pesan menjadi tinggi. Dan menampilkan ilustrasi kartun dan olah warna
dan lay out serta bentuk yang tepat .

Pendekatan Rasional :

Memberikan informasi yang jelas dan logis untuk mengungkapkan fakta-fakta yang berasumsi pada kebenaran agar pesan yang disampaikan menjadi kuat dan tertanam pada benak target audience.


3.1.3 Strategi Komunikasi

Melalui strategi pendekatan, dapat ditentukan strategi komunikasi yang tepat untuk target audience yang dituju sebagai berikut:

Informatif :

Memberi pesan yang jelas, lengkap dan mudah dimengerti oleh target audience serta dibantu oleh penggunaan media pendukung agar target audience dapat mengentahui informasi lebih lengkap.

Persuasif :

Pesan yang disampaikan bersifat untuk mempengaruhi dan mengajak target audience untuk mengikuti maksud dari media edukasi ini. serta pesan yang akan disampaikan tidak bermaksud untuk menggurui.

Komunikatif :

Pesan yang disampaikan kepada komunikan memberikan kesan dan pemahaman makna yang sama dengan makna pesan yang disampaikan komunikator.

Edukatif:

Pesan yang disampaikan dapat menambah keilmuan, dan memberi pembelajarn pada komunikan.

3.2 Proses Perancangan

3.2.1 Strategi Perancangan

Strategi Perancangan disini pada dasarnya merupakan keputusan desain yang diambil dalam rangka mencapai tujuan perancangan yang telah ditentukan di atas. Keputusan yang menyangkut pemilihan unsur-unsur visual dan pengolahannya/ visualisasinya tersebut secara deskriptif akan digambarkan, sehingga dapat meyakinkan bahwa strategi yang diambil merupakan pilihan yang tepat, relevan dengan tujuanperancangan yang dicanangkan.

3.2.2 Media Penciptaan

Berdasarkan analisis terhadap kajian teori mengenai media edukasi, ditentukanlah media CD interaktif sebagai media edukasi primer,dengan didukung dengan media-media pendamping, seperti buku panduan dan poster serta didukung media promosi, sebagai sarana publikasi media edukasi ini di masyarakat.

a. Warna

Penggunaan warna dalam media interaktif ini diambil dari warna-warna yang akrab digunakan masyarakat Sunda, yang dalam penggunaan warnanya dibagi kedalam tiga wilayah yaitu ;

Sunda bagian Utara
dengan karakter warna-warna cerah seperti merah, kuning, biru, dengan segala gradasinya ini dikarenakan masyarakat Sunda bagian utara hidup di pesisir pantai yang jika dilihat warna warna masyarakat pesisir selain terinspirasi oleh alam juga adanya alkullturasi budaya karna pesisir pantai merupakan tempat transit para pedagang asing saat itu.

Sunda bagian Tengah didominasi oleh warna hijau dengan segala gradasinya, seperti hejo lukut, hejo pandan, hejo tai kuda, hejo saheab ini dikarenakan masyarakat Sunda bagian tengah hidup diwilayah dataran rendah yang dominan dengan masyarakta agraris dengan menanam padi dan kegiatan pertanian lainnya.

Sunda bagian Selatan merupakan wilayah pegunungan dimana masyarakat mengolahan tanah, maka warna-warna yang digunakan adalah cenderung pada warna –warna gelap, seperti warna hideung lestreng, kopi, lulutung, coklat. Dari warna-warna lokal masyarakat sunda yang ada kemudian disesuaikan dengan karakter warna anak melalui tahapan penggradasian warna, untuk
menghasilkan warna yang cocok sesuai dengan target audiance.

b. Motif

Salah satu motif yang dimunculkan dalam kosep perancangan ini ialah motif mega mengung. Motif ini diambil dari kebudayaan masyarakat Cirebon yang terpengaruh oleh kebudayaan cina yang masuk ke Indonesia,dalam sejarahnya diterangkan Sunan gunung Jati yang mengembangkan agama islam di daerah Cirebon menikah dengan seoran putri Cina bernama Ong Tie.Istri beliau sangat menaruh perhatian pada bidang seni, khususnya seni keramik.Motif-motif pada keramik yang dibawa dari negri Cina ini akhirnya mempengaruhi motif-motif batik hingga terjadi perpaduan antara kebuadayaan Cirebon dan Cina.Selain itu motif mega mengung ini digunakan oleh dinas kebudayaan dan dan pariwisata Jawa barat sebagai ikon pariwisata Jawa barat.Maka dari itu dipilihlah motif mega mendung ini untuk mencitrakan ke khas-an jawa barat dalam pembuat mediInteraktif ini.

c. Tokoh

Masyarakat Sunda kaya sekali akan cerita-cerita yang berisikan nilai luhur budaya masyarakatnya, seperti cerita nini anteh jeung ucing dibulan,Si kabayan jeung Nyi Iteung, perwatakan cepot dalam wayang golek yang hanya dimiliki oleh wayang Sunda, Si asta hiam, dan cerita lainnya.Selain cerita masyarakat Sunda memiliki senjata khas yang tidak dimiliki oleh daerah lain yaitu kujang yang berasal dari bahasa Sunda kuno yaitu kata kudi dan hiang yang berarti senjata keramat para dewa.

Disisi lain masyarakat Sunda ialah masyarakat yang erat hubungan nya dengan alam, sehingga memunculkan saling ketergantungan baik secara filsafat maupun secara rohani.Ini terlihat dari nama-nama yang di gunakan masyarakat Sunda pada masa lampau seperti, Munding laya dikusumah, Ciung wanara. dan penggunaan nama wilayah ,sepreti Ranca ekek, Ranca kalong, Cibadak, lewi gajah.Dari beberapa nama hewan yang jadi perlambangan masyarakat Sunda diantaranya ialah, maung lodaya, maung sancang, Uncal, buaya, lutung, oa, surili, munding, elang, kuda, badak,wanara, ciung , Kuya.

Dari beberapa tokoh baik itu tokoh manusia maupun hewan yang akan dimunculkan dalam media edukatif CD interaktif ini yaitu si kabayan dan nyi iteung sebagai wakil tokoh Sunda yang populer di masyarakat, dan beberapa tokoh pendukung di atas sebagai tokoh pendukung dalam media interaktif yang akan dibentuk.

d. Bentuk

Bentuk yang digunakan dalam konsep visual ialah bentuk-bentuk geometris yang di stilasi ke bentuk yang sederhana. Penyederhanaan ini di lakukan untuk
menyesuaikan dengan karakter anak, yang cederung aktif dan tanpa beban. Dalam pembentukan geometris ini penulis menghindari bentuk-bentuk runcing yang
mengesankan sifat kaku,maka setiap bentuk geometris yang memiliki sudut ,sudutnya dibuat melancip (tumpul).

e. ilustrasi

Dalam penggunaan ilustrasi tokoh di Cd interaktif ini penulis menggunakan Karakter Super deform yaitu hasil deformmasi bentuk ukuran proporsi tubuh manusia yang diukur hanya dua kepala saja.Super deform ini diadaptasi dari penggambaran manga yang dikategorikan menjadi empat yaitu proporsi Normal,Deform, Chibi, Super deform.Super deform dipilih karena karakter ini mampu menggambarkan sosok yang lucu secara visual, dan mampu menyampaikan aksi emosi yang berlebihan.

3.2.3 Garapan Penciptaan

3.2.4 Deskripsi Penciptaan

3.2.5 Visualisasi karya



Tidak ada komentar: